PERISTIWA LEDAKAN BESAR DI LEBANON

Beberapa hari lalu, dunia dihebohkan dengan berita ledakan berkekuatan gempa bumi yang terjadi di Lebanon tepatnya di Beirut. Ledakan ini membuat setengah kota Beirut hancur, pasalnya ledakan ini dianggap menyerupai ledakan di Hiroshima ketika tahun 1945.

Jumlah yang meninggal ada sekitar 154 orang, 5.000 orang terluka dan 100 orang kondisirnya masih kristis di rumah sakit. Ledakan itu telah menghancurkan seluruh bagian ibu kota dan bangunan lainnya yang hancur menjadi puing-puing. Kerusakan dari setiap bangunan berserakan hingga ke jalan dan bisa dilihat seperti kota yang benar-benar hancur di setiap sudut. Orang-orang banyak yang masih terjebak dan belum bisa ditemukan.

Ledakan tersebut disebabkan oleh 2.750 ton ammonium nitrat yang disimpan di Gudang tanpa pengamanan. Amonium itu berada di gudang pelabuhan Beirut selama 6 tahun setelah terakhir di turunkan dari kapal saat disita pada tahun 2013 lalu. Amonium nitrat sendiri merupakan bahan kimia aktif yang digunakan untuk bahan peledak dan juga sebagai pupuk pertanian.

Karena Amonium Nitrat itu salah satu bahan kimia yang sangat aktif menyebabkan zat tersebut aka mudah meledak ketika bersentuhan dengan api. Ketika meledak pun, ammonium nitratpun bisa melepaskan gas berarcun seperti nitrogen oksida dan gas ammonia.

Gas dari nitrogen oksida juga dapat menimbulkan peradangan pada saluran udara paru paru, bisa menyebabkan batuk hingga asma. Ntrogen oksida pun biasanya dihasilkan sebagai bahan bakar fosil seperti minya, batu batara, solat yang terbakar di suhu tinggi. Bahkan dampaknya bisa sampai kematian dan berisiko sangat tinggi.

Memang seharusnya ada aturan yang ketat daam menyimpan amonium nitra secara aman seperti tidak boleh ada lubang pembuangan air, pipa, dan saluran lainnya yang bisa membuat zat tersebut menumpuk sehingga menciptakan ledakan tambahan.

Rumah sakit pun sempat kewalahan karena banyak gedung yang sudah hancur, ditambah lagi dengan pandemic covid yang menjadi hambatan untuk evakuasi. Banyak fasilitas rumah sakit yang sudah kewalahan juga dalam menghadapi virus corona. Seluruh kota gelap karena dikepul oleh asap sehingga terasa seperti mahalm hari, belum lagi sulit untuk berjalan dan banyak orang yang sudah berlumuran darah.

Ketika ledakan itu terjadi, seketika suasanya sangat mencekam, banyak masyarakat yang panik untuk mencari perlindungan dan tempat aman karena mereka takut ledakan susulan. Ada pula seseorang yang merasa pendengarannya berhenti selama beberapa detik karena terlalu dekat dengan lokasi ledakan. Walaupun ada beberapa titik terasa jauh dari Beirut, namun orang-orang tetap terkena imbasnya seperti bangunan bergetar, kaca pecah dan mendengar ledakan keras.

Yang lebih mengkhawatirkannya lagi adalah ketika ledakan terjadi, Lebanon sedang berada di krisis ekonomi sehingga bisa memicu ketegangan politik sehingga mengundang kebingungan masyarakat Lebanon itu sendiri. Masyarakat Lebanon sempat ngamuk kepada pemerintah karena dianggap lalai dan bertanya-tanya mengapa bisa sampai terjadi ledakan. Ada juga yang menyinggung kalau kejadian ini adalah ulah pejabat.

Apalagi otoritas dari pelabuhan dan pejabat bea cukai Lebanon sudah tau bahwa bahan kimia disimpan di pelabuhan, walaupun sudah ada peringatan, namun tindakan tersebut tidak diambil untuk menghilangkannya bahkan hanya di hiraukan saja. Pemerintah pun akan mencari siapa saja pejabat yang terlibat dalam penyimpanan zat ammonia tersebut.

Beberapa negara pun sudah menawarkan untuk mengirim bantuan seperti Prancis, Yordania, Iran termasuk Amerika Serikat. Lalu ada juga rumah sakit keliling dari Qatar, persediaan medis dari Kuwait dan beberapa penyelamat dari Yunani.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

slot dana