Infeksi Covid-19 Malaysia Melonjak Tajam

Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin mengumumkan bahwa negara itu akan menjelang lockdown dua pekan penuh mulai 1 Juni, setelah mencatat lebih dari 8.000 infeksi baru Covid-19 pada Jumat (28/5/2021). Pemerintah “Negeri Jiran” telah melakukan lockdown permulaan Mei, sedangkan bisnis masih dimungkinkan tetap buka. Tapi, meningkatnya jumlah kasus semenjak festival Idul Fitri memuncak pada tingkat infeksi harian tertinggi yang pernah terjadi di negara itu pada Jumat (28/5/2021).

Infeksi Covid-19 Malaysia Melonjak Tajam

Semua kesibukan sosial dan ekonomi akan stop selama durasi penguncian yang akan datang, sementara layanan penting akan tetap tersedia. Dalam pernyataannya Yassin mengatakan sebagian kesibukan ekonomi akan dibolehkan untuk dilanjutkan, dalam empat pekan fase kedua, bila kasus harian menurun selama penguncian permulaan. Sesudah itu, bisnis bisa melanjutkan operasi sementara kesibukan sosial tetap dihentikan.

Kasus Covid – 19 di Malaysia

Malaysia menempuh kasus dalam kabar terbaru Covid-19 tertinggi harian lainnya merupakan 8.290 infeksi pada Jumat (28/5/2021). Dalam jumlah itu terdapat 24 kluster Idul Fitri yang telah terdeteksi, dengan 850 kasus yang dikonfirmasi. Ini membuat sempurna kasus negara itu menjadi 549.514 berdasarkan Kementerian Kesehatan Malaysia, dengan 2.552 kematian. Hampir 40 persen kematian berkaitan Covid-19 Malaysia terjadi bulan Mei saja.

Mengutip sebuah kabar terbaru covid – 19, semua selain satu dari kasus baru virus corona yang dilaporkan pada Kamis merupakan infeksi lokal. Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia Noor Hisham Abdullah mengatakan, transmisi lokal melibatkan 130 warga Malaysia dan 120 warga asing. Sementara satu-satunya kasus impor melakukan perjalanan dari Inggris dan ketika ini berada di Kuala Lumpur.

Malaysia sebelumnya melaporkan kasus harian tertinggi menempuh 277 infeksi baru pada 4 Juni lalu. Tapi, cuma empat dari kasus hal yang demikian yang ditularkan secara lokal. Sedang mayoritas kasus tersisa terdeteksi di antara orang asing dari Ruang Tahanan Imigrasi Bukit Jalil. Jumlah kasus tertinggi ketiga yang tercatat merupakan pada 26 Maret, merupakan selama fase pertama dari Perintah Kontrol Pergerakan. Tercatat 235 kasus yang terdiri dari 27 kasus impor dan 208 transmisi lokal.